Suatu hari ada sebuah pensil dan penghapus mereka berdua selalu bersama-sama, sampai pada suatu hari sang pensil berkata "maafkan aku", "maafkan untuk apa? kamu tidak melakukan kesalahan apa-apa" kata penghapus. "aku minta maaf karena telah membuatmu terluka . Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada di sana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu membuat kesalahan, aku lenyap. kamu kehilangan sebagian dari dirimu, kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat" bicara sang pensil kepada penghapus. "hal itu benar, namum aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu, diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan, walaupun suatu hari nanti aku tahu bahwa, aku akan pergi dan kau akan menggantikan diriku dengan yang baru. Aku sungguh bahagia dengan peranku. Jadi tolonglah, kau tak perlu khawatir. Aku tak suka melihat dirimu bersedih.
Dalam hal ini gua menganggap penghapus itu layaknya orang tua kita sedangkan kita layaknya sang pensil. Tanpa disadari orang tua kita selalu ada untuk kita untuk memperbaiki kesalahan kita. Terkadang, seiring berjalanya waktu, mereka akan bertambah tua dan akhirnya meninggalkan kita. Walaupun pada suatu saat nanti kita akan menemukan seseorang yang baru (suami atau istri), namum orang tua akan selalu tetap merasa bahagia atas apa yang telah mereka lakukan terhadap kita dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati mereka merasa sedih.
So bahagiakanlah orang tua kalian, buatlah mereka bangga dengan perbuatan kalian, dan jangan pernah menyakiti orang tua kalian karena hanya untuk kalianlah mereka akan melakukan apapun hingga akhir hayatnya.
No comments:
Post a Comment